PRABOWO DIHANTAM DUA KEMARAHAN (?)
Oleh: Abdul Rohman Sukardi
Prabowo dihantam kemarahan dari mana?. Kenapa dihantam?. Kenapa marah?. Mari kita telisik satu persatu.
Telaah ini didasarkan pencermatan terhadap perilaku politik eks sejumlah ormas. Termasuk analisa content terhadap lalu lintas opini terkait capres-cawapres.
Pertama, ada sinyalemen kemarahan itu datang dari eks FPI, HTI dan Wahabi. Elemen-elemen ormas keagamaan yang disinyalir bertipikal idiologi garis keras. Kelompok ini tidak lagi bisa memanfaatkan Prabowo sebagai “kuda troya” kepentingannya.
Setelah menyadari isu-isu pilpres 2014 & 2019 memicu dikotomi rakyat dan ancaman disintegrasi. Prabowo menerima pinangan Presiden Jokowi untuk masuk kabinet. Untuk menghentikan laju disintegrasi itu.
Salah satu konsekuensinya adalah tersapihnya (terpisahkannya) dukungan elemen-elemen ormas keagamaan itu dari Prabowo. Oleh sebuah alasan dan disertai kemarahan, elemen-elemen ormas itu dikatakan meninggalkan dukungan dari Prabowo. Hal pasti yang terjadi adalah ketiga elemen itu tidak bisa lagi menumpangkan kepentingannya melalui Prabowo.
Pada pilpres 2014 & 2019, Prabowo yang sejatinya Saptamargais (nasionalis-religius) itu dilekati stigma politik identitas. Sebagian justifikasi tudingan itu salah satunya adalah sinyalemen keberpihakan kelompok FPI, HTI dan Wahabi terhadap pencapresan Prabowo.
Tersapihnya ketiga elemen ormas itu tanpa disadari merupakan anugerah bagi Prabowo. Gerakan politiknya tidak lagi dijadikan “kuda troya” untuk menitipkan kepentingan misi ketiga elemen ormas yang dinilai garis keras itu.
Disi sisi lain, tersapihnya ketiga elemen ini juga memicu kemarahan secara terus menerus diarahkan kepada Prabowo. Eksploitasi isu-isu keagamaan yang ditujukan untuk melemahkan Prabowo di duga kuat berasal dari “kelompok marah” ini.