Prestasi Prabowo (?)

Oleh: Abdul Rohman Sukardi

Pembangunan Indonesia tidak hanya untuk mencapai kesejahteraan segenap rakyat. Melainkan untuk meneguhkan kembali eksistensinya sebagai salah satu pilar dan pencorak peradaban dunia.

Sejajar dengan peradaban Cina, Eropa, Amerika, Rusia, Cina, dan yang bangsa lain. Bukan menjadi subordinasinya.

Indonesia memiliki tradisi buruk. Discontinuity pembangunan peradaban. Keterputusan proses dan memulai kembali pembangunan peradabannya dari awal.

Gajah Mada dikenal mempersatukan Nusantara. Membawa Nusantara sebagai imperium besar.

Strateginya konsolidasi elemen-elemen Nusantara yang luas dan multi kultur diberangus dari memori rakyat oleh cerita intrik. Berupa kisah pembunuhan Dyah Pitaloka. Putri Kerajaan Sunda yang hendak dipersunting Raja Majapahit.

Gajah Mada hanya menyisakan kisah Sumpah Palapa. Juga intrik pembunuhan itu.

Strategi Gajah Mada membangun kekuatan militer, sistem pemerintahan, sistem hukum, sosial budaya dan hubungan luar negeri, terlupakan. Tidak terwariskan dari generasi ke generasi.

Rakyat nusantara kehilangan memorinya sebagai bangsa besar. Lupa caranya menjadi bangsa besar. Akhirnya bangsa eropa menguasainya. Dalam rentang panjang

Menurut JB Sumarlin, Menkeu Era Presiden Soeharto, Orde Baru mewariskan sistem pembangunan terencana, sistematis, bertahap dan berkelanjutan. Konsep itu menjadikan Indonesia sebagai regional leader ASEAN, macan asia dan pemimpin negara selatan-selatan yang disegani.

Orde Baru jatuh oleh gerakan reformasi dengan isu KKN. Suatu isu yang ternyata prakteknya justru lebih parah pada era reformasi.

Pasca reformasi, Indonesia dililit dinamika politik dengan narasi pragmatis. Atas nama demokratisasi, tenggelam dalam manuver-manuver politik praktis antar faksi. Konsep pembangunan terencana, sistematis, bertahap dan berkelanjutan dilupakan.

Lihat juga...