Menurutnya, tanah mushola ini dibangun di atas lahan seluas 200 meter yang merupakan tanah wakaf dari almarhum ayahnya yang bernama Pak Ita.
Sebelum mendapat bantuan BAZNAS, pembangunan mushola ini belum selesai karena terkendala dana. Bentuk bangunan adalah bata merah yang belum dipelur dan dicat. Bahkan lantainya pun hanya dipelur kasar yang di atasnya dilapisi karpet plastik. Atapnya juga masih berupa rangkaian bambu.
“Mushola ini juga belum mempunyai tempat wudhu karena terkendala air yang sangat susah didapat. Alhamdulillah setelah direnovasi BAZNAS, bangunan mushola di bata-batanya disemen, dirapikan dan di cat, ada kanopi dan lantainya keramik. Ada tempat wudhu dan sumur,” katanya.
“Tanpa bantuan BAZNAS dan donatur, mushola ini tak akan sebagus dan senyaman ini. Saya sangat bersyukur BAZNAS telah hadir di tengah-tengah masyarakat Ridogalih,” tambahnya.