Pangkep Berdaulat Pangan Bersama Pemimpin Milenial Muhammad Saleh Pattola

Kriteria ketiga, yaitu komoditas yang memiliki efek pengganda (multiplier effect) besar, baik ke hulu (backward linkages) maupun ke hilir (forward linkages), sehingga mampu menjadi lokomotif pembangunan nasional. Keempat, produk industrinya memiliki potensi loncatan nilai tambah dan daya saing yang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Kelima, komoditas yang memiliki potensi untuk mewujudkan kedaulatan pangan, sandang, dan papan. Keenam, komoditas yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Saleh Pattola telah melihat fakta-fakta di Pangkep, terdapat berbagai komoditas yang memiliki prospek baik untuk dijadikan basis proses hilirisasi yang menyangkut sub-sektor tanaman pangan, sub-sektor hortikultura, sub-sektor perkebunan, sub sektor perikanan, dan sub-sektor peternakan.

Dengan berbagai kriteria dan syarat yang telah ditetapkan, maka perlu memilih komoditas yang memiliki prospek untuk diolah guna menghasilkan nilai tambah yang tinggi. Misalnya komoditas beras, jagung, ubi kayu, jeruk bali, serta perikanan.

Strategi kedua Saleh Pattola dalam membangun kedaulatan pangan dan kesejahteraan di Pangkep adalah memilih kebijakan yang menciptakan ekosistem industrialisasi agro.

Bagi Saleh, menuju cita-cita swasembada di Pangkep, seharusnya dipilih juga kebijakan yang memiliki daya dorong terhadap pertama, transformasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif (berdaya saing global dengan orientasi pada peningkatan ekspor).

Kedua, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah. Ketiga, penyerapan tenaga kerja, terutama low skilled labour. Keempat, peningkatan kesejahteraan warga masyarakat dengan mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan. Kelima, stabilitas harga dan penghematan devisa. Keenam, kerjasama koperasi–BUMD–Swasta dan peningkatan peran UMKM. Ketujuh, persaingan yang sehat dan adil.

Lihat juga...