Oleh: Abdul Rohman Sukardi
PDIP tumbang dalam suprastruktur puncak kepemimpinan nasional. Ia kalah dalam pilpres. Malu kalau harus menerima jatah kabinet, sementara ia menjadi oposisi. Walau tidak terang-terangan.
Tentu realistis bagi PDIP memperkuat kemenangan di daerah. Sebagai alat cengkeram basis elektoral.
Ketika krisis kader internal, tentu ia mencari petugas partai yang loyal. Itulah kenapa PDIP menjadikan AB sebagai petugas partainya. Dalam Pilgub DKI 2024.
Elektoral AB selama ini memang tinggi. Tapi jangan lupa, ia ditopang oleh mesin PKS yang relatif modern dan rapi. mesin politik PKS rapi hingga RT. Dengan kekuatan merata.
Ketika PKS tidak membersamai lg, seberapa kuat elektoral AB di DKI?. Tapi masalah nya bukan saja di situ. Ketika PDIP berhasil mendahului PKS menjadikan AB sebagai petugas partainya, maukah PKS menjadi pemain kedua?.
Jika PKS dan PDIP tidak mungkin disatukan, kesempatan AB menang pilkada DKI juga dalam masalah. Calon alternatif memiliki peluang besar untuk menang.
Itulah dilema pengusung AB pilkada DKI 2024. Realitasnya ya nunggu pertempuran riil.
ARS (rohmanfth@gmail.com), Bogor 17 Juni 2024.