Oleh: Abdul Rohman Sukardi
Kenapa kontestasi Pilkada Jakarta memerlukan RK vs Anies?. Apa urgensi mengkontestasikan kedua figur itu. Apa urgensi untuk Jakarta maupun untuk Indonesia?
Ridwan Kamil (RK) sudah dipastikan maju pilkada Jakarta. Diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Berpasangan dengan Suswono. Kedua pasangan itu jika disingkat RAWON: Ridwan Kamil-Suswono.
Koalisi pengusung RAWON berpostur tambun. Hampir semua parpol mengusung pasangan ini. Hanya PDIP, partai besar yang tidak masuk koalisi pengusung. Pilkada Jakarta nyaris terselenggara tanpa kontastan. Melawan Bumbung Kosong.
Keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) membuka ruang pilkada Jakarta tidak melawan bumbung Kosong. PDIP memiliki peluang mengajukan calon berhadapan dengan RAWON. Jika pertimbangannya hanya mengacu survei, Anies paling berpotesi dimajukan. Ia tertinggi elektabilitasnya. Ahok pada urutan berikutnya.
Kembali ke pertanyaan. Kenapa perlu RAWON vs Anies?.
Pertama, Jakarta salah satu barometer utama penyelenggaraan demokrasi. Kontestasi pilkada harus terselenggara secara berkualitas oleh figur-figur terbaik. Jakarta harus dihindarkan kontestasi politik melawan bumbung kosong. Pilkada harus melahirkan gagasan-gagasan segar mewujudkan Jakarta sebagai kota global.
RK maupun Anies merupakan figur-figur kompeten. Anies seorang incumbent. Gubernur Provinsi Jakarta sebelumnya. RK merupakan teknokrat ulung penata kota. Gagasan-gagasannya dalam pilkada akan dipenuhi narasi Jakarta sebagai penggerak kemajuan.
Kedua, untuk pembuktian seberapa kekuatan seungguhnya Anies Baswedan (AB) di Jakarta. Khususnya setelah ditinggal PKS. Apakah keunggulan AB di Jakarta selama ini oleh kekuatan riilnya sendiri. Atau oleh mesin politik PKS yang sangat kuat.