IKN dan “Ekonomi Batrei”

Terlepas film itu, hutan Kalimantan kaya potensi sumberdaya obat. Perlu dikembangkan sebagai pusat produksi obat-obatan global.

Kedua, menjadikan Kalimantan pusat produksi dan pengolahan Ikan Air Tawar. Kalimantan kaya ikan air tawar. Potensi ini harus dikelola. Tidak boleh diabaikan. Atau dimatikan.

Kalimantan juga kaya ikan air payau dan ikan laut. Seharusnya menjadi “lumbung”, kebutuhan protein global. Protein hewani.

Ketiga, Kalimantan pusat pengembangan dan produksi komponen energi baru dan terbarukan. Khususnya solar cell.

Kalimantan beda kontur dengan Jawa. Kalimantan tidak banyak tebing berdekatan. Tidak ideal dibangun sebanyak mungkin bendungan untuk listrik. Ia daerah Katulistiwa. Paparan matahari begitu intensif. Bagus untuk pengembangan listrik tenaga surya.

Kalimantan memiliki wilayah yang luas. Kebutuhan komponen solar cell sangat besar. Tida efisien harus selalu mendatangkan komponen dari luar. Kalimantan sendiri perlu dijadian produsen komponen industri kelistrikan berbasis tenaga surya.

Keempat, pusat industri manufaktur. Berbasis bahan baku alami Kalimantan. Industri-industri berbahan bakar Batubara, perlu didekatkan pusat produksinya di Kalimantan. Begitu pula dengan produk olahan Sawit. Beserta turunannya. Pengolahannya perlu dilakukan di Kalimantan.

Kelima, perlu dibangun pusat pendidikan skala global. Mencetak sumberdaya manusia dengan kualifikasi kebutuhan masa depan. Untuk memenui kepentingan poin 1 s.d 4 di atas.

Mungkin kelima hal itu bisa mengantisipasi redupnya ekonomi batrei Kalimatan. Sebagaimana dikhawatirkan ketiga aktivis. Dalam obrolan tepian sungai Mahakam itu.

Lihat juga...