Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi
Media-media menurunkan berita keberangkatan anggota Kabinet Merah Putih. Kabinet Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menuju Lembah Tidar Magelang.
Tempat para menteri itu akan ditempa semi militer. Di kawasan Akademi Militer. Tempat para pimpinan militer Indonesia dilahirkan.
Terdapat statemen menarik Presiden Prabowo Subianto. Pada rapat kabinet pertamanya di Jakarta. Sebelum para menteri itu dibawa pesawat Hercules menuju Lembah Tidar.
“Eskalasi internasional meningkat. Perang besar bisa terjadi sewaktu-waktu di luar sana. Kita harus menyiapkan perlindungan bagi rakyat. Salah satunya daulat pangan”. Itulah kira-kira salah satu inti statemen itu.
Ada satatemen lagi. Intinya: “Kalau ada pejabat yang tidak sungguh-sungguh bekerja, dipecat saja. Menyusahkan kita saja”.
Statemen itu bisa kita gunakan sebagai instrument membaca alam pikiran presiden kita yang baru itu. Menurut referensi keilmuan dan naluriah kemiliterannya, dunia sedang berpacu menuju perang.
Indonesia harus menyiapkan perlindungan diri. Daulat pangan, energi, air. Agar tidak menderita oleh dampak perang. Kabinet pemerintahannya disiapkan memastikan itu. Memastikan Indonesia siap menghadapi situasi buruk akibat perang. Jika terjadi sewaktu-waktu.
Anggota kabinet tidak boleh bekerja dengan santai. Harus berpacu dengan waktu. Maka kini anggota kabinet itu dibawa ke Lembah Tidar. Disiapkan sebagai “Kabinet Perang”.
Eskalasi internasional memang sedang memanas. Persaingan antar kekuatan besar terus menguat. Seperti AS dengan RRC. Pengaruhnya bisa merembet ke banyak front.
Konflik regional juga mulai merembet meluas. Seperti konflik Israil-Palestina. Menjadi krisis negara-negara Arab. Maupun Rusia-Uraina. Perseteruannya melibatkan campur tangan NATO.