Manggulan “Jumenengan” Presiden Prabowo

Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi

 

 

Manggulan. Itu istilah di kampung saya. Trenggalek – Jatim. Ketika orang memulai hajatan manten. Hajatan pernikahan. Malam menjelang hajatan manten itu disebut “Manggulan”. Entah apa arti detailnya.

Mulai sore para tetangga berdatangan. Sibuk gotong royong mempersipakan segala hal untuk resepsi pernikahan. Para pemasak sibuk di dapur. Menyiapkan beragam jenis makanan. Para tetua sibuk merangkai janur. Daun kelapa muda. Untuk dipasang sebagai asesoris ruangan pesta manten.

Sambil merangkai “janur”, para tetua itu biasanya tirakatan. Tidak tidur sampai pagi. Memohon keselamatan dan keberkahan atas acara yang akan berlangsung. Agar pernikahan juga diberi curahan rahmat. Selamat sampai akhir hayat.

Manggulan biasanya belum menerima tamu. Hanya kesibukan internal. Kerabat-kerabat jauh berdatangan. Ikut mempersipakan acara sejak dini.

Apa kaitan “manggulan” dengan pelantikan Presiden Prabowo-Gibran.

Pelantikan presiden kali ini berbeda dengan yang lalu-lalu. Sudah sejak kemarin, tamu-tamu negara mulai berdatangan. Kesibukan sudah sangat terasa malam ini di Jakarta. Menyambut dan mendampingi tamu-tamu negara itu.

Ada 23 kepala negara atau wakil kepala negara. Satu mantan presiden. 11 Utusan Khusus Presiden. Mereka akan menyaksikan pelantikan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. Memberi selamat atas pelantikan presiden ke-8 Republik Indonesia itu.

Ini bukan saja rekor tamu negara dalam pelantikan presiden. Pemimpin Nusantara era modern. Sejak Proklamasi 1945. Akan tetapi menjadi tamu kepala negara asing terbanyak yang pernah hadir. Dalam pelantikan pemimpin Nusantara.

Lihat juga...