Kedua, problem kecepatan. Seberapa cepat menteri kabinet Prabowo-Gibran merealisasikan visi besar itu. Apa saja variabel penghambatnya. Seberapa besar kapasitas kelembagaan dan SDM-nya efektif merealisasikannya. Seperti halnya target swasembada pangan dalam 3-4 tahun.
Ketiga, penyelesaian problem kelembagaan. Seperti seberapa cepat konsolidasi Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK). Kecepata konsolidasi akan mempengaruhi seberapa efektif eksekusi kebijakan.
Terlepas itu semua, kabinet ini masih berusia satu bulan. Menghadapi beragam tantangan tidak sederhana. Terlalu dini membuat kesimpulan sebuah kinerja.
Satu hal layak diberi apresiasi: kegairahan. Presiden Prabowo tidak berhenti kosolidasi dan membuat terobosan. Bisa kita ikuti spirit itu dalam laporan-laporan kunjungan kenegaraannya. Begitu pula kabinetnya di dalam negeri.
ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 20-11-2024