Akhir Tahun: Pejabat Kosong

Atau hanya untuk menghindarkan glamourisme dari sorotan langsung masyarakat Indonesia?. Hal sulit jika dilakukan di dalam negeri.

Fakta itu (banyaknya belanja wisata ke LN), kontradiksi dengan studi money.co.uk. Studi itu disebarluaskan Forbes. Indonesia dinobatkan sebagai negara paling indah di dunia. Kenapa orang Indonesia justru gemar tourism ke negara-negara yang tidak lebih indah?. Paradoks jadinya.

Kabinet Presiden Prabowo seharusnya bisa mengelola potensi budget wisata orang Indonesia itu. Menyelamatkan budget wisata publik Rp. 164 T pertahun. Agar jangan sampai bocor dan menguntungkan pelaku wisata negara lain.

Pertama, perbaikan strategi kepariwisataan dalam negeri. Khususnya promosi destinasi dan event-event tourisme dalam negeri yang menarik. Melibatkan segenap elemen masyarakat terkait.

Peningkatan kualitas pariwisata, kemudahan akses informasi wisata dalam format single window, perubahan kesadaran atau mindset untuk cinta wisata dalam negeri, insentif-insentif menarik dan mengatasi imagi-imagi negatif pariwisata nasional.

Kedua, political will presiden. Berupa kebijakan ketat kabinetnya untuk mengintegrasikan kegiatannya dengan promosi wisata dalam negeri. Khususnya dalam event-event liburan. Seperti liburan akhir tahun.

Trend global menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang menarik. Bahkan untuk tempat tinggal semi permanen. Trend global itu disebabkan beberapa hal. Pesona alam, kekayaan budaya, biaya hidup, kesiapan infratruktur terutama aksesibilitas. Konektivitas antar wilayah sudah sangat memadai di Indonesia.Sangat disayangkan ketika kebiasaan orang Indonesia sendiri tidak proaktif memajukan potesi wisatanya sendiri. Belanja publik yang semestinya memajukan wisata dalam negeri, justru dihamburkan di Luar Negeri.

Lihat juga...