Kepala kantor komunikasi Presiden. Elit Gerindra. Membuat statemen memaklumi tuntutan publik. Sekaligus memberi koreksi keras pada GM. Juru bicara presiden melakukan penegasan: Presiden Prabowo sangat peduli masyarakat bawah. Perilaku GM tidak mencerminkan kebijakan presiden.
Itu sinyal tekanan istana kepada GM. Bahwa perilakunya telah membuat panik Istana. GM akhirnya mengundurkan diri.
Keputusan GM setidaknya memunculkan dua implikasi.
Pertama, Presiden Prabowo harus kehilangan salah satu vote getter elektoral terbaiknya. GM sangat berjasa menggeser basis massanya mendukung Presiden Prabowo. Termasuk basis NU yang pemilu-pemilu sebelumnya mendukung Presiden Jokowi. GM merupakan “juru kampanye” paling lantang.
Ada kontribusi besar GM terhadap kemenangan presiden. Jika ada rencana ikut serta kontestasi 2029, Presiden Prabowo harus memiliki sebanyak mungkin vote getter sekaliber GM. Kini peran GM tidak bisa dioptimalkan sebagaimana sebelum mencuatnya kasus ini.
Kedua, mundurnya GM merupakan standar baru bagi Istana. Ketika pejabat menuai gelombang protes dan bahkan meresahkan masyarakat. Ia harus dengan kesatria mengundurkan diri. Sebagaimana GM lakukan.
ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 07-012-2024