Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi – 14/02/2025
Secara konsepsi, aktivis adalah agen-agen pembaharu. Individu berdedikasi tinggi yang secara aktif memperjuangkan perubahan sosial. Politik. Ekonomi. Lingkungan dan isu-isu strategis lainnya. Mereka berani menyuarakan pendapat, mengorganisir aksi, mengadvokasi isu-isu.
Aktivis mengusung idiologi tertentu. Ialah seperangkat keyakinan, ide, gagasan, atau nilai-nilai, yang membentuk pandangan dunia atau sekelompok masyarakat. Peradaban besar harus ditopang oleh idiologi besar.
Lantas apa yang disebut dengan peradaban?
Secara sederhana bisa diartikan sebagai tingkat kemajuan manusia. Pada berbagai level kehidupan sosial kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan.
Peradaban sering dikaitkan denga tiga penyangga utama. Ialah sistem politik – pemerintahan, sistem ekonomi dan sistem ilmu pengetahuan. Ketiganya memberi corak utama bagi semua kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Kaitan antara peradaban dengan aktivis adalah pada aspek kontribusinya. Para aktivis merupakan kontributor pembentuk dan perawat peradaban.
Creative Minorty. Begitu istilah yang disematkan oleh sejarawan Inggris. Arnold J. Toynbee.
Ialah sekelompok kecil individu dengan kualitas intelektual, moral dan spiritual yang tinggi. Merupakan penggerak kemajuan. Memberi solusi kreatif dan visioner atas problematika sosial, kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pertanyaan besar kebangsaan kita adalah seberapa besar aktivis kita mampu menjadi penyangga tegaknya peradaban besar itu. Peradaban Indonesia. Kejayaan peradaban besar Nusantara diimpi-impikan sepanjang waktu. Impian itu hadir di tengah-tengah masyarakat dalam berbagai narasi.