Indonesia: Dekonstruktif Vs Rekonstruktif

Kasus pergeseran Orde Baru ke era reformasi mencerminkan alam berfikir rakyat Indonesia menggunakan pendekatan dekonstruktif. Disadari atau tidak. Maka cara pandang terhadap bangsa adalah dengan menaruh segala curiga terhadap masa lalu. Bahwa segala hal yang berbeda dengan orde baru merupakan rute pendek meraih kemajuan bangsa. Segala hal terkait orde baru merupakan biang kegagalan yang harus dibongkar.

UUD 1945 (padahal) bukan produk orde baru, dibongkar. Diamandemen. UUD 1945 merupakan produk perumus konstitusi generasi awal. Sistem pembangunan sistematis, bertahan dan berkelanjutan di bongkar. Infrastruktur ekonomi Pancasila (salah satunya KUD) di bongkar.

Sistem edukasi idiologi bangsa melalui P4 dibongkar. Dituding indoktrinasi. Ibarat universitas jika metode pembelajaran salah, metode dan kurikulum yang diganti. Bukan universitasnya yang ditutup.

Presiden Soeharto selalu ditempatkan sebagai tokoh buruk. Dengan lekatan narasi KKN. Korupsi, kolusi dan nepotisme. Jasa dan prestasi pembangunannya dilupakan. Semua rezim reformasi selalu menyudutkan Presiden Soeharto.

Esensi reformasi hampir tiga dekade, ialah pembuktian pendekatan dekonstruktif itu. Efektif atau tidak dalam memajukan bangsa. Jawabannya bisa diketahui bersama. Pertumbuhan ekonomi tidak bisa melewati prestasi orde baru. Berkutan pada kisaran 5%. Gini ratio atau kesenjangan kaya-miskin meningkat. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sebagai indikator kebocoran anggaraa lebih tinggi dibanding orde baru. Bangsa masih terjebak sebagai negara berkembang.

Hingga terpilihnya Presiden Prabowo Subianto. 2024. Bukan saja menerapkan politik kolaboratif. Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Melainkan juga tampak menggunakan pendekatan rekonstruktif. Melanjutkan program lama yang positif seperti hilirisasi. Menunda dan merevisi program-program yang tidak prioritas. Sekaligus memunculkan inovasi baru, revolusi pengembangan SDM melalui MBG. Makan Bergizi Gratis. Program daulat pangan dan energi. Industrialisasi. Revitalisasi politik luar negeri bebas aktif.

Lihat juga...