“Terima kasih udah ngajak aku ke sini, Master. What a beautiful day,” ucap Wahita lembut.
“Let’s do it again someday,” tutup Rama, sebelum dunianya kembali menjadi gelap.
Namun, kegelapan itu tak lantas membuat Rama bersedih, sebab impian dan imajinasi laksana lilin dan lentera.
Memang tak seterang matahari, namun sudah lebih dari cukup untuk memijarkan syukur dan kebahagiaan dalam gulita. ***
Ramaditya Adikara, penulis banyak buku fiksi, penyandang disabilitas netra.