Menteri Kebudayaan Ajak Para Arkeolog agar Cagar Budaya Indonesia Berkontribusi untuk Peradaban Dunia

Menbud melontarkan harapan ke depannya, hal tersebut bisa kita kerjakan. Karena banyak generasi muda, termasuk masyarakat umum yang tidak mengetahui bahwa kita ini sebenarnya adalah peradaban yang tua.

Menurutnya, karena penjajahan selama kurang lebih 350 tahun, muncullah kepribadian yang minder, dan tidak memiliki rasa percaya diri yang kuat.

“Ini yang saya kira ingin kita coba untuk reintroduce kembali, bagaimana ke depan kita
membangun sebuah mindset baru. Bahwa Indonesia ini mega diversity, bukan lagi
diversity. Ini bisa menjadi bagian, yang bisa membentuk satu character building di dalam
upaya kita ke depan,” jelas Menbud.

Setelahnya Menteri Fadli turut menyebutkan rendahnya jumlah Cagar Budaya Nasional
(CBN) kita, yakni 228 cagar budaya, dibandingkan dengan objek yang diduga sebagai cagar budaya yakni 48.731 objek.

Kemudian di berbagai tempat yang menurutnya secara kasat mata, tanpa perlu penelitian telah kita ketahui sebenarnya sudah sangat pantas menjadi CBN, tapi belum menjadi CBN karena terkendala oleh hal-hal yang sifatnya administratif.

“Mungkin ke depan bersama IAAI, kita bisa merumuskan bagaimana kebutuhan SDM yang terkait dengan tenaga ahli cagar budaya, baik itu di provinsi, di kabupaten, kota, bisa kita sinergikan, kita kolaborasikan. Karena saya kira pada setiap level itu memang membutuhkan ahli-ahli arkeologi, yang memahami urusan cagar budaya di daerah masing-masing,” ucapnya.

Selanjutnya Menbud menyampaikan bahwa ke depannya Kementerian Kebudayaan
berharap dukungan dari para arkeolog terkait dengan upaya-upaya Kemenbud untuk
melakukan repatriasi terhadap benda-benda warisan budaya yang ada di luar negeri,
pendataan dan memverifikasi.

Lihat juga...