Ramadhan dan Peradaban

Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi – Jelang Radmadhan:25/02/2025

 

Apa kaitan Ramadhan dengan peradaban?. Arus besar narasi keagamaan selama ini menekankan perintah spiritual peribadatan. Perintah wajib agama untuk puasa Ramadhan sebulan penuh. Bagi ummat Islam.

Puasa Ramadhan merupakan kewajiban (QS. 2:183, QS. 2:185). Menghapus dosa (QS 33:35). QS. 2:183 menekankan: (1) berpuasa agar bertaqwa, (2) esensinya menahan diri, (3) makan-minum dan besetubuh setelah imsyak hingga waktu berbuka membatalkan puasa.

Tata cara puasa orang sakit, lanjut usia, dalam perjalanan (QS, 2:184). Mulai dan mengakhiri puasa setelah melihat hilal (QS, 2: 189). Terdapat malam istimewa : Lailatul Qadar (QS: 44:3-4, 97:1-5).

I’tikaf (QS, 2:187). Berbuka karena uzur: lanjut usia, sakit, perjalanan (QS, 2:184-5), waktu qadha (QS. 2:184-185) dan membayar fidyah bagi yang sudah tidak mampu puasa (QS, 2:184).

Semuanya menekankan narasi spiritual peribadatan. Termasuk balasan pahala bagi yang melaksanakan. Sepanjang bulan, tema itu terus diangkat. Termasuk pahala beribadah.

Kita semua sering melupakan pesan penting lainnya. Terutama tujuan puasa membentuk ketaqwaan (QS, 2:183). Berikutnya keterangan bahwa Al-Qurán diturunkan pada bulan Ramadhan (QS, 2: 185, 97:1).

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS, 2:183). Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar (QS, 2: 185, 97:1).

Informasi Al Qur’an tentang tujuan puasa agar bertaqwa, menandakan Ramadhan merupakan bulan tempaan spiritual. Bukan sekedar menahan makan-minum-bersetubuh: di siang hari. Bukan saja memperbanyak ibadah sunnah: sholat tarawih, mengaji, membayar zakat dan amalan lainnya.

Lihat juga...