Ketua DPR Dasco membuat pernyataan: “diskualisfikasi” pengecer bukan dari presiden. Menteri Bahlil tersudut. Mungkin sudah saling sepakat: disudutkan. Sebagai sansak kemarahan publik.
Menjadi pertanyaan yang “rengeng-rengeng” itu. Kenapa harus ada skenario “putus ekor cicak” berlebihan. Presiden mengingkari kebijakan yang dihasilkan rapat kabinet. “Konon” keputusan itu buah rapat kabinet. Jejak digital mendeteksi banyak anggota kabinet dan DPR mengeluh ulah pengecer Gas Melon. Termasuk Menkeu.
Jika itu buah keputusan rapat kabinet, berlaku prinsip collective responsibility. Tanggung jawab bersama. Satu-satunya kesalahan Bahlil adalah manajemen transisi. Penerapan kebijakan baru harus melalui fase-fase yang tidak memicu gejolak. Bukan soal adanya kebijakan itu.
Presiden Prabowo masih merupakan figur terbaik mengawal Indonesia. Bahkan untuk periode kedua. Indonesia membutuhkan spiritnya. Citranya harus dijaga dari kejanggalan-kejanggalan keputusan. Pemicu merosotnya simpati publik. Termasuk dari ulah orang-orang sekelilingnya. Dengan cara mengingatkan.
ARS (rohmanfth@gmail.com), Jakarta, 07-02-2025