Safari Ramadhan: Propaganda dan Netralisasi Hoax ?

Hal ini bisa berakibat kurangnya forum konsolidasi para tokoh masyarakat untuk koordinasi dalam melawan hoax. Melawan misspersepsi, bias-bias atau distorsi-distorsi informasi kebijakan dan program pembangunan.

Agenda Ramadhan kini lebih banyak dihiasi kegiatan-kegiatan ifthar. Buka bersama. Di kediaman-kediaman pejabat. Acara ini hanya bisa diakses sedikit orang. Kebanyakan kaum elit.

Kini Ramadhan terasa kurang dioptimalkan oleh para pejabat untuk mempersempit jarak antara dirinya dengan masyarakat luas. Komunikasi dengan masyarakat dilalui melalui saluran sempit juru bicara formal. Juga para media mitra.

Berbeda ketika semakin banyak tokoh masyarakat menyuarakan secara bersama-sama kebijakan dan program pembangunan. Resonansinya akan lebih luas. Masyarakat akan merasa diajak secara partisiatif dalam pembangunan.

Apa itu berarti Harmoko lebih lihai dalam komunikasi publik?. Dalam mengkontruksi komunikasi kebijakan?. Kita bisa menilainya dari perspektif masing-masing.

ARS – Jakarta (rohmanfth@gmail.com)