Usai sholat Ied, takbir-tahmid-tahlil dilanjut silaturahmi antar sesama. Menurunkan ego personal. Meminta maaf atas segala kesalahan. Mempererat silaturahmi. Merupakan tempaan untuk saling menghargai. Memulai kehidupan sosial baru secara positif. Lepas dari segala emosi negatif antar sesama. Lepas dari jeratan perilaku negatif masa lalu.
Dilanjut puasa Syawal selama 6 hari. Mulai hari ke-2 Syawal hingga ke-7 Syawal. Islam mengajarkan bahwa puasa Ramadhan disambung puasa Syawal nilai pahalanya setara ibadah puasa setahun. Syawal sendiri memiliki makna “bulan peningkatan”. Bukan berarti selesainya tahapan spiritual sebelumnya merupakan pembuka perilaku bebas. Termasuk membebaskan hawa nafsu. Melainkan merupakan momentum melanjutkan dan meningkatkan perilaku kebaikan.
Selesainya empat tahapan tempaan spiritual inilah yang dirayakan masyarakat Trenggalek melalui tradisi kupatan. Atau perayaan lebaran ketupat. Perayaan selesainya empat tempaan spiritual. Dirintis tokoh ulama setempat. Populer dengan sebutan Mbah Mesir. Di Kecamatan Durenan.
Pada hari ke-8 syawal, sekira matahari terbit, setiap warga melakukan kendurian di Mushola dan Masjid-Masjid. Dilanjut open house warga. Menyajikan menu Ketupat plus ayam Lodho beserta sayur. “O” nya di baca seperti “o” nya “bodhong”, “gerbong”. Ialah ayam panggang utuh yang kemudian dimasak bumbu rempah, santan dan cabe pedas. Beda dengan opor. Karena tidak dipanggang.
Banyak pengunjung mendatangi open house itu. Saudara, kerabat, teman-teman. Menyantap ketupat, sayur dan lodho. Prakteknya mendatangi satu keluarga saja perut sudah penuh. Kenyang. Ketupat plus Lodho dan sayur termasuk makanan berat. Acara ini membuat lalu lintas macet parah.