Menteri Kebudayaan Ungkap Pentingnya Pelindungan Warisan Dunia

Di akhir sambutannya, Menbud berharap seminar ini tidak sekedar menghasilkan data dan
sejarah, tetapi mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Konferensi Asia Afrika untuk memperkaya kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Iendra Sofyan, menyampaikan apresiasinya kepada para tamu undangan dalam peringatan Hari Warisan
Dunia dan 70 Tahun Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, Bandung.

Ia berharap momentum ini dapat memperkuat semangat pelestarian warisan budaya dan nilai-nilai Konferensi Asia Afrika bagi generasi masa depan.

“Mari bersama-sama menjaga, merawat, dan menghidupkan kembali semangat Bandung
untuk dunia yang lebih damai dan berkeadilan,” tukasnya.

Seminar Hari Warisan Dunia dalam rangka Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia Afrika
terbagi dalam beberapa sesi, antara lain: Sesi pertama membahas “Arsip Konferensi Asia
Afrika dan Gerakan Non-Blok sebagai Memory of the World UNESCO” dengan menghadirkan Agus Santoso, Direktur Preservasi ANRI.

Dilanjutkan dengan sesi kedua bertema “World Heritage dan Warisan KAA” yang dibawakan oleh Daud Aris Tanudirdjo dari Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), yang menyoroti keterkaitan nilai sejarah KAA dalam kerangka Warisan Dunia.

Sesi terakhir, sebagai catatan penutup, seminar ini menghadirkan “Prakarsa Kota Bandung Mengajukan Cagar Budaya Nasional Gedung Merdeka Sebagai Tapak Warisan Dunia” oleh Yunus Arbi dari International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) Indonesia.

Pemaparan ini mempertegas upaya Kota Bandung untuk memperjuangkan Gedung Merdeka sebagai bagian dari daftar Warisan Dunia UNESCO. ***

Lihat juga...