kemarau, Produksi Nira di Banyumas Turun 60 Persen
Editor: Mahadeva
BANYUMAS – Para penderes di Kabupaten Banyumas mengeluhkan turunnya produksi nira yang cukup dratis. Di daerah tersebut dirasakan penurunan produksi mencapai 60 persen lebih.
Selama kemarau yang panjang, manggar atau bunga pohon kelapa yang biasa disadap air niranya banyak yang rontok. Akibatnya, produksi air nira berkurang. Bahkan di kemarau kali ini, ada pohon kelapa yang sama sekali tidak memproduksi nira.
Di Kabupaten Banyumas ada ratusan orang yang berprofesi sebagai penderes. Sebagian besar berada di Kecamatan Cilongok, Ajibarang dan Pekuncen. Di kemarau kali ini, penghasilan mereka menurun bahkan ada yang sama sekali tidak mendapat penghasilan, karena penurunan produksi nira. Salah satu penderes dari Desa Semedo, Kecamatan Pekuncen, Suwarno, mengatakan, sejak tiga bulan terakhir manggar kelapa miliknya banyak yang rontok dan kering. Sehingga pohon kelapa tidak bisa menghasilkan nira.
“Saya sudah naik ke beberapa pohon kelapa, semua niranya kosong. Kalau seperti ini, bagaimana kami mau mendapatkan uang untuk keperluan hidup sehari-hari,” keluhnya, Selasa (29/10/2019).

Dalam satu hari, biasanya Suwarno memanjat hingga 25 pohon kelapa untuk mengambil nira. Dan dari 25 pohon kelapa tersebut, ia biasa mendapatkan sekitar delapan kilogram nira. Sebagai perbandingan, saat ini dari 25 pohon kelapa yang dipanjat, Suwarno hanya mendapatkan dua kilogram nira. “Kalau pohon kelapa yang manggarnya masih ada, berarti masih memproduksi nira. Tetapi itupun tidak terlalu banyak, karena kondisi manggar tidak utuh, sebagian sudah rontok,” tuturnya.