pada tanggal 29 Januari 2022 kemarin, kami sekeluarga diberikan karunia yang luar biasa, dicukupkan umur kami, untuk mencapai perkawinan kami sampai ke 50 tahun.
Eyang ngendiko (berkata) sambil tersenyum : ”Iyo ngger, ibumu kuwi seneng digendong Eyang, nganti 12 sasi, lagi kerso miyos.” (Iya nak, ibumu itu seneng digendong eyang, sampai 12 bulan, baru mau keluar).
Allah sedang menguji kesabaran kita, mampukah kita menerima ujian yang Allah beriken, atau kita akan menyerah dalam setiap peristiwa yang Allah beriken, terpasrah patah tanpa iman
Lalu saya mendengar berita tersebar, bahwa ibu wafat karena tertembak oleh adik-adik saya. Saya heran, siapa manusia yang tega menyebarkan berita keji tersebut.
Akhirnya ibu dengan sangat hati-hati dan sabar, ngajari kamu memasukkan jarum… he he. Waktu kamu bisa memasukkan benang ke jarum, kamu senang sekali, teriak-teriak, horeee... aku biso… aku biso… aku biso.
“Bapakmu itu wuk, dulu ingin anak pertamanya laki-laki.”
“Jadi bapak nyesel dalem (saya) terlahir perempuan bu?” Aku bertanya agak sedikit kecewa.
“Ora wuk (tidak nak), begitu kamu lahir, bapak malah sayang sekali karo kowe (dengan kamu).
Sahabat..., di dalam mengikuti proses pemilihan umum saat ini, saya ingat kembali kata-kata bapak. Satu dari sekian kenangan indah penuh makna bersama bapak kami tercinta.