Jumlah sumbangan energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional saat ini tercatat baru mencapai 11,2 persen atau masih terpaut jauh dengan target yang harus dicapai sebesar 23 persen pada 2025.
Industri Energi Baru Terbarukan (EBT) dinyatakan sulit untuk mencapai target. Karena tidak bisa bersaing dengan harga energi fosil. Selain itu, bahan bakunya pun mayoritas masih impor.