Gas Rumah kaca

Multiusaha kehutanan harus diarahkan pada upaya riil untuk menurunkan emisi GRK, misalnya melalui silvikultur intensif, pengayaan hutan, restorasi gambut, dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Upaya penurunan emisi GRK juga merupakan agenda strategis pemerintah, di samping memutus rantai penularan COVID-19.

Yuyun mengatakan pemerintah harus mulai memikirkan kebijakan pengelolaan sampah organik yang dikembangkan sebagai bahan bakar biomassa.

Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menyusun dan menetapkan, seri SNI ISO 14064 mengenai gas rumah kaca.

Diperkirakan, hingga 2030 Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan Indonesia mencapai 2,8 juta giga ton. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berusaha keras menurunkannya.